Mendengar firman-Nya lebih baik daripada beritual untuk-Nya
Rabu, 08 September 2010
Tetapi jawab Samuel: "Apakah Yahwe itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengar suara Yahwe? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik daripada domba-domba jantan..." (1 Samuel 15:22)
Ketika Yesus dan murid-muridNya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuan dan terus mendengarkan perkataanNya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya." (Lukas 10:38-42)
Begitulah.
Dalam kehidupan keagamaan tidak sedikit orang yang mengutamakan ritualisme dan simbolisme daripada mengutamakan belajar tentang Firman Allah. Salah satu contoh aku temui dalam agama Katholik yang aku anut. Bahkan lucunya, ketika aku membawa Kitab Suci dan asyik membacanya, maka banyak diantara mereka bilang, "Kamu cocoknya jadi romo mas". HAHAHA... bisa aja? Memang agak aneh!! Bahkan jika mereka sedikit aku ajak untuk baca Firman Allah, ada di antara mereka bilang, "Ah, aku tidak pantas. Aku hanya orang awam. Aku bukan romo/suster. Aku terlalu berdosa untuk menyentuh Kitab Suci. Aku gak donk. Aku gak ngerti soal Kitab Suci,... dsb". Dipikir dg logika tentu mereka aneh. Tapi hal itu aku maklumi karena sudah cukup tertanam dalam pikiran mereka dan membudaya bagi mereka bahwa tidaklah lazim jika seorang awam menggemari Kitab Suci.
Nyantai....
Tetapi jika soal perayaan-perayaan ibadah, mereka begitu antusias sekali. Mereka bersemangat latihan ini itu, bersemangat menyiapkan ini itu, mendekor ini itu, menyiapkan makanan ini itu, kerja bakti ini itu, kusyuk ibadah simbolis ini itu, dsb. Dalam hal ini mereka patut mendapat acungan jempol. Dan memang kegiatan yang terberkati. Tapi seandainya semangat ini mereka curahkan juga untuk belajar dg spesial tentang Firman Allah dan bersukacita di dalamnya, serta hidup olehnya, tentu ini akan sangat indah sekali. Sehingga mereka sendiri dikuatkan Roh Kudus untuk menjadi Pewarta Firman meskipun berstatus awam. Sungguh panggilan hidup yang sangat indah..^_^..
Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. (Luk 24:45)
Lalu ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makluk".
(Markus 16:15)
Yang aku maksudkan dari ini semua yaitu supaya kita paham bahwa
"Mendengar firman-Nya lebih baik daripada beritual untuk-Nya"
(1 Samuel 15:22) (Lukas 10:38-42)
Beritual itu tidak dilarang, tapi mendengar Firman-Nya jangan dianggap tabu. Justru utamakanlah penanaman Firman-Nya. Siapapun kita, baik imam maupun awam, dan siapa saja.
Semoga bermanfaat. GBU all..^_^..
0 komentar:
Posting Komentar