Telur Ayam Tetaskan 4 Sarjana
Senin, 30 Agustus 2010
Orang memanggilnya Bu Petrus (65). Sehari-hari ia berjualan telur ayam di Pasar Demangan Yogyakarta. Dia berjualan sejak tahun 1980. Tidak main-main, dari usahanya berjualan telur itu, berhasil mengantarkan 4 orang anaknya menjadi sarjana semua.
"Semua dari Fakultas Hukum UGM," kata bu Petrus di tempat jualan, Selasa (18/5). Keberhasilannya mendidik 4 anak dari berjualan telur, menurutnya, karena dia menjaga kepercayaan konsumen maupun pemasok dagangan. Dalam berdagang lebih mengedepankan persausaraan daripada semata-mata mencari untung. Dengan cara seperti itu, pelanggan tidak beralih ke tempat lain. Keberhasilannya tidak lepas pula dari situasi perekonomian pada saat itu.
Tahun 80-an, Bu Petrus mampu menjual telur sampai 5 kuintal setiap harinya. Tetapi kemudian turun drastis tahun 1997, ketika Indonesia dihantam krisis ekonomi. Beruntung anak-anaknya sudah berhasil menjadi sarjana dan kini semua sudah berkeluarga. "Tidak ada yang serumah dengan saya, "kata Bu Petrus.
Menurutnya dari kecil dia memang sudah terbiasa kerja keras. dari umur 10 tahun sudah belajar berdagang. Dari tempaan hidup itulah, ketika dewasa ia bisa berdagang dengan tegar. Meskipun sekarang omzetnya sudah menurun, namun tetap dalam bilangan banyak karena sehari bisa menjual sampai 60 kilogram. Selain itu, dia juga selalu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Tengah malam bangun untuk berdoa, bagi kebaikan dirinya maupun anak keturunan dan sanak saudaranya.
"Kepada anak-anak saya tanamkan sikap hidup setia kepada Tuhan dan bertindak dengan positif," Kata Bu Petrus yang tinggal di Minomartani Depok Sleman ini.
Hal itu pula yang dia terapkan ketika berjualan. Dia melayani pelanggan sebaik-baiknya. Pelanggannya terdiri dari hotel, rumah makan, sesama pedagang dan ibu rumah tangga. Saat KR berada di sana, dia sedang melayani petugas hotel dan rumah makan yang belanja dalam jumlah besar.
Mengingat harga telur sering berubah-ubah, ia pun harus cermat ketika mengambil stok. Kalau musim liburan atau waktunya banyak orang punya hajat, dia mengambil banyak.
(Warisman)-g
Sumber: KR 20 Mei 2010.